![Brasil selamatkan 163 pekerja China](https://termapan.com/wp-content/uploads/2024/12/Brasil-selamatkan-163-pekerja-China-818x490.jpg)
Termapan – Pemerintah Brasil berhasil menyelamatkan 163 pekerja asal China yang terjebak dalam kondisi kerja yang sangat buruk di sebuah lokasi konstruksi di timur laut Brasil. Lokasi tersebut adalah tempat di mana perusahaan kendaraan listrik terkemuka asal China, BYD, sedang membangun pabrik. Kejadian ini memunculkan sorotan terkait kondisi kerja yang sangat memprihatinkan, yang disamakan dengan perbudakan modern.
Berdasarkan laporan dari ABC News dan Anadolu, kejaksaan tenaga kerja Brasil merilis rekaman yang menunjukkan kondisi memprihatinkan di asrama pekerja. Asrama tersebut dilengkapi dengan tempat tidur tanpa kasur, dan kamar-kamar yang tidak memiliki tempat penyimpanan barang pribadi. Keadaan sanitasi di lokasi tersebut juga sangat buruk, dengan hanya ada satu toilet untuk 31 orang pekerja. Pekerja harus bangun sejak pukul 04:00 pagi untuk antre menggunakan fasilitas toilet sebelum memulai shift kerja mereka pada pukul 05:30 pagi.
Kondisi ini terjadi di kawasan Camacari, yang terletak di kawasan metropolitan Salvador, Brasil. Para pekerja ini direkrut oleh Jinjiang Construction Brazil, sebuah perusahaan kontraktor yang ditunjuk untuk mengerjakan pembangunan pabrik tersebut. Para jaksa mengatakan bahwa pekerja-pekerja tersebut diperlakukan dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Mereka dilaporkan dipaksa menyerahkan paspor mereka kepada perusahaan, yang kemudian menahan 60 persen dari upah mereka. Jika ada pekerja yang memutuskan untuk berhenti, mereka juga diwajibkan membayar tiket pesawat pulang serta biaya terkait lainnya.
Upaya untuk menghubungi perusahaan Jinjiang Construction di Brasil tidak membuahkan hasil, karena perusahaan tersebut tidak menyediakan nomor telepon atau alamat surat elektronik yang dapat dihubungi. Hal ini menambah keprihatinan mengenai transparansi dan tanggung jawab perusahaan tersebut terhadap kondisi pekerja mereka.
Setelah kejadian ini terungkap, BYD, sebagai perusahaan yang mempekerjakan kontraktor tersebut, mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka akan segera mengakhiri kontrak dengan Jinjiang Construction. Selain itu, BYD juga menegaskan bahwa mereka sedang mencari langkah-langkah yang lebih tepat untuk memastikan kondisi kerja yang lebih manusiawi bagi pekerja mereka. Perusahaan tersebut memastikan bahwa pekerja yang diselamatkan akan ditempatkan sementara di hotel-hotel terdekat dan akan mendapatkan perlakuan yang layak tanpa penderitaan lebih lanjut.
BYD juga menambahkan bahwa mereka baru-baru ini telah meminta “penyesuaian” terhadap kondisi kerja di lokasi konstruksi dan akan melakukan evaluasi lebih lanjut terkait dengan kontraktor yang terlibat. Perusahaan tersebut menekankan komitmennya untuk memastikan bahwa seluruh pekerja mereka mendapatkan hak-hak dasar yang pantas dan kondisi kerja yang aman serta sehat.
Insiden ini menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan kontraktor, khususnya yang melibatkan pekerja migran. Terlebih lagi, hal ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan-perusahaan besar untuk memastikan bahwa kondisi kerja di proyek-proyek mereka sesuai dengan standar internasional dan tidak menindas pekerja. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan pemerintah dan lembaga terkait untuk memantau kondisi kerja dan melindungi hak-hak pekerja dari perlakuan yang tidak adil.