![Bulan mengalami tumbukan meteoroid setiap hari](https://termapan.com/wp-content/uploads/2024/12/Bulan-mengalami-tumbukan-meteoroid-setiap-hari.webp)
Termapan – Bulan, satelit alami Bumi, telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan. Dengan diameter sekitar 3.474 kilometer, Bulan memiliki ukuran seperempat dari Bumi dan terletak sekitar 384.400 kilometer dari planet kita. Meskipun tidak memiliki atmosfer seperti Bumi yang berfungsi melindungi dari benturan meteoroid, Bulan terus dihantam oleh benda luar angkasa setiap harinya.
Menurut NASA, Bulan setiap hari menerima sekitar 1.100 ton batuan luar angkasa yang menghantam permukaannya. Benturan ini termasuk berbagai jenis meteoroid, mulai dari debu kecil, batuan berukuran milimeter, hingga asteroid kecil yang diameternya mencapai satu meter. Karena Bulan tidak memiliki atmosfer yang melindungi, benda luar angkasa ini langsung menabrak permukaannya. Bumi, yang memiliki atmosfer, dapat menghancurkan atau memecah sebagian besar meteoroid sebelum mencapai permukaan, namun hal ini tidak terjadi di Bulan.
Setiap hari, sekitar 100 meteoroid seukuran bola pingpong menghantam Bulan, meskipun ukurannya kecil, mereka membawa energi yang sangat besar. Sebagai contoh, meteoroid sekecil bola pingpong dapat menabrak permukaan Bulan dengan energi yang setara dengan ledakan dinamit seberat 3,2 kilogram. Benturan yang lebih besar juga sering terjadi, seperti meteoroid dengan diameter sekitar 2,5 meter yang bergerak dengan kecepatan tinggi, antara 20 hingga 72 kilometer per detik. Kecepatan ini menyebabkan tumbukan tersebut sering menghasilkan kilatan cahaya terang yang dapat terlihat dari Bumi.
NASA memanfaatkan teknologi canggih untuk mempelajari dampak dari tumbukan-tumbukan ini, salah satunya adalah pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). LRO mengorbit Bulan dan memantau kawah-kawah yang terbentuk akibat tumbukan meteoroid. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa meteoroid kecil dengan berat sekitar 5 kilogram dapat menciptakan kawah dengan diameter hingga 9 meter. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun meteoroid tersebut kecil, dampak dari tumbukannya sangat besar.
Bulan memiliki lebih dari 9.000 kawah yang tersebar di seluruh permukaannya. Dengan luas permukaan sekitar 38 juta kilometer persegi, kawah-kawah ini memberi tampilan berbintik pada Bulan yang terlihat seperti memiliki banyak bopeng. Meskipun kawah-kawah ini ada di seluruh permukaan Bulan, distribusinya tidak merata. Sisi jauh Bulan, yang tidak terlihat dari Bumi, memiliki lebih banyak kawah dibandingkan sisi yang dekat dengan Bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sisi jauh Bulan memiliki lebih banyak kawah karena kurangnya fitur geologis yang dapat menutupi kawah-kawah tersebut. Sementara itu, sisi dekat Bulan memiliki lebih sedikit kawah karena banyaknya dataran lava yang dikenal dengan nama mare atau lunar maria. Dataran lava ini terbuat dari lava padat yang mengeras dan terlihat sebagai bercak gelap saat diamati dari Bumi. Mare ini kemungkinan besar terbentuk setelah terjadinya tumbukan besar sekitar 4,3 miliar tahun yang lalu, yang menciptakan cekungan besar bernama Kutub Selatan-Aitken (South Pole-Aitken Basin atau SPA).
SPA adalah salah satu kawah terbesar di Bulan, dengan diameter sekitar 2.574 kilometer dan kedalaman mencapai 8,2 kilometer. Kawah ini terbentuk setelah tumbukan besar yang mengubah permukaan Bulan secara dramatis. Para ilmuwan menduga bahwa material yang terkandung dalam mantel Bulan, seperti kalium, fosfor, dan thorium, yang juga ditemukan dalam sampel misi Apollo, menyebabkan terjadinya pemanasan di bawah permukaan. Pemanasan ini memungkinkan lava untuk mengalir dan menutupi kawah-kawah yang lebih tua, sehingga sisi dekat Bulan terlihat lebih halus dibandingkan sisi jauh yang lebih berbatu.
Proses-proses geologis ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah geologis Bulan, serta tentang bagaimana tumbukan luar angkasa membentuk permukaannya selama miliaran tahun. Meskipun sisi Bulan yang menghadap Bumi tampak lebih mulus, sisi jauh Bulan menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk diungkap lebih lanjut melalui teknologi dan penelitian yang lebih canggih.
Dengan lebih dari 9.000 kawah dan berbagai jenis meteoroid yang menghantam permukaannya, Bulan terus menjadi objek penelitian yang menarik, memberikan petunjuk penting tentang sejarah alam semesta dan proses-proses geologis yang terjadi di dunia lain.