![Gunung Semeru erupsi](https://termapan.com/wp-content/uploads/2024/12/Gunung-Semeru-erupsi-818x490.jpg)
Termapan – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali meletus pada Rabu malam, 25 Desember 2024. Erupsi yang terjadi pada pukul 20.07 WIB ini menghasilkan letusan dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 700 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan bahwa kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang yang mengarah ke barat daya. Ketika laporan disampaikan, erupsi masih berlangsung.
Pada hari yang sama, Gunung Semeru tercatat telah mengalami 16 kali erupsi, dimulai sejak pukul 01.00 WIB hingga 20.07 WIB. Tinggi letusan yang tercatat bervariasi antara 500 meter hingga 1.500 meter di atas puncak. Letusan dengan kolom abu tertinggi tercatat pada pukul 16.48 WIB, dengan ketinggian mencapai 1.500 meter di atas puncak, atau sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Kolom abu pada saat itu berwarna kelabu dan memiliki intensitas tebal yang mengarah ke timur laut. Erupsi ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 120 detik.
Meskipun erupsi yang terjadi tidak menimbulkan tsunami atau kerusakan yang signifikan, status Gunung Semeru saat ini masih berada dalam kategori waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas gunung ini dan mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk mengurangi risiko terhadap masyarakat. Salah satunya adalah larangan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dengan radius hingga delapan kilometer dari puncak gunung. Wilayah ini dianggap berisiko tinggi karena bisa terdampak awan panas dan aliran lahar yang dapat meluas hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena kawasan tersebut berpotensi terlanda bahaya akibat aliran lahar yang bisa membawa material vulkanik ke area yang lebih rendah. PVMBG mengingatkan bahwa meskipun letusan Semeru berstatus waspada, masyarakat di sekitar kawasan gunung tetap harus waspada terhadap potensi bahaya lain, seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan, terutama di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak gunung.
Masyarakat di sekitar Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat harus sangat waspada terhadap potensi awan panas dan guguran batu pijar, serta aliran lahar yang dapat terjadi di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Peringatan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana yang mungkin timbul akibat aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Meski demikian, meskipun erupsi Semeru terpantau cukup intensif, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan besar. Pihak berwenang terus mengimbau warga untuk tetap mengikuti informasi resmi yang disampaikan oleh PVMBG dan otoritas setempat. Pengawasan terhadap aktivitas vulkanik akan terus dilakukan, dan masyarakat diminta untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.
Kegiatan pemantauan dan mitigasi bencana yang dilakukan oleh PVMBG diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan keluarga. Ke depan, pemerintah daerah juga akan memperkuat koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan keselamatan warganya dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Semeru.