![Dandim Sukabumi tinjau korban keracunan jamur](https://termapan.com/wp-content/uploads/2024/12/Dandim-Sukabumi-tinjau-korban-keracunan-jamur-818x490.webp)
Termapan – Letkol (Kav) Andhi Ardana Valeriandra Putra, Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi, memantau langsung kondisi warga yang menjadi korban keracunan jamur di Kampung Kebon Kalapa, Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hingga hari Rabu, tujuh dari 17 orang yang terpapar keracunan jamur terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu.
Andhi menjelaskan bahwa kedatangannya ke lokasi ini merupakan bentuk perhatian dan dukungan moral kepada warga, sekaligus untuk memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan medis yang memadai di rumah sakit. “Kami ingin memastikan bahwa korban mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Andhi juga berkomunikasi langsung dengan beberapa korban untuk mendalami kronologi kejadian keracunan massal yang menimpa warga setempat. Kejadian ini berawal pada Selasa, 24 Desember 2024, ketika seorang warga memetik jamur liar di kebunnya dan membagikan hasilnya kepada kerabat dan tetangganya. Setelah menerima jamur tersebut, beberapa warga mengolah dan langsung mengonsumsinya.
Sekitar pukul 18.30 WIB, para warga yang telah mengonsumsi jamur itu mulai merasakan gejala keracunan, seperti mual, pusing, muntah, serta panas dingin. Kejadian ini menyebabkan 17 warga terpapar keracunan, dengan tujuh orang di antaranya harus dirujuk ke RSUD Palabuhanratu untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Sementara itu, sepuluh korban lainnya menerima perawatan di Puskesmas Pembantu Limusnunggal atau menjalani rawat jalan.
Beberapa korban yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Limusnunggal sudah diperbolehkan pulang, sementara kondisi korban yang dirawat di RSUD Palabuhanratu secara umum menunjukkan perbaikan. “Meskipun demikian, ada satu korban yang masih membutuhkan perawatan intensif,” tambah Andhi.
Dandim Andhi memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus ini dan bekerja sama dengan rumah sakit untuk memastikan pemulihan seluruh korban berjalan dengan baik. Selain itu, Andhi juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan atau minuman, terutama yang diperoleh dari alam atau yang dibagikan dalam acara massal.
“Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama terkait dengan potensi risiko dari makanan yang tidak diketahui asal-usulnya, seperti jamur liar yang berpotensi membahayakan kesehatan,” tegasnya. Kasus keracunan ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih bahan makanan, terutama yang berasal dari alam bebas yang belum terjamin keamanannya.
Pihak berwenang dan tim medis akan terus bekerja sama untuk memastikan tidak ada lagi korban dari kejadian serupa. Pemerintah setempat juga berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya makanan yang tidak dipastikan keamanannya, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.