Sekolah Rakyat, Harapan Baru bagi Subulussalam dan Aceh Singkil untuk Mengatasi Kemiskinan

Sekolah Rakyat Harapan Baru bagi Subulussalam

Termapan – Program Sekolah Rakyat (SR) mendapat perhatian besar dari Wali Kota Subulussalam, M. Rasyid, serta Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon. Keduanya menganggap inisiatif tersebut sebagai langkah nyata dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di daerah masing-masing.

Dalam pernyataan yang disampaikan di Jakarta pada Jumat (22/3), kedua kepala daerah tersebut mengajukan lokasi yang dapat digunakan untuk pembangunan Sekolah Rakyat di wilayah mereka. M. Rasyid mengungkapkan bahwa Kota Subulussalam telah menyiapkan lahan milik pemerintah kota yang luasnya sekitar 12 hektare.

Rasyid menjelaskan bahwa lahan yang diusulkan terletak di sekitar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Jika Sekolah Rakyat didirikan di sana, maka kawasan tersebut akan menjadi pusat pendidikan yang terintegrasi, dengan berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

Selain itu, tempat yang ditawarkan oleh Wali Kota Subulussalam sebelumnya merupakan bangunan hibah dari Pemda Aceh Singkil yang awalnya dirancang sebagai kampus. Namun, karena sekolah tinggi yang menempati bangunan tersebut telah berpindah, maka gedung tersebut dapat direvitalisasi untuk Sekolah Rakyat. Kapasitas awalnya diperkirakan mampu menampung hingga 400 siswa.

Rasyid menilai bahwa kehadiran Sekolah Rakyat sangat dibutuhkan, mengingat jumlah penduduk miskin di Subulussalam mencapai lebih dari 13.800 orang. Program ini, menurutnya, akan sangat membantu karena seluruh kebutuhan pendidikan, mulai dari seragam, makanan, hingga biaya sekolah, ditanggung oleh pemerintah.

Harapan besar juga disampaikan kepada Menteri Sosial agar Subulussalam menjadi salah satu prioritas dalam program Sekolah Rakyat tahun 2025. Rasyid menekankan bahwa banyak warganya bekerja sebagai buruh harian lepas dan membutuhkan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, menyampaikan usulan serupa dengan menawarkan sebuah bangunan yang tidak terpakai seluas 2,4 hektare di daerahnya. Gedung tersebut sebelumnya merupakan Islamic Center yang sudah lama tidak digunakan.

Safriadi menjelaskan bahwa fasilitas di lokasi tersebut sangat mendukung keberadaan Sekolah Rakyat, karena sudah tersedia ruang belajar untuk siswa laki-laki dan perempuan, asrama, serta rumah guru. Ia berharap agar program tersebut dapat segera direalisasikan di Aceh Singkil, mengingat angka kemiskinan di daerah tersebut masih mencapai 15 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif yang diajukan oleh Wali Kota Subulussalam dan Bupati Aceh Singkil. Ia menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat bertujuan utama untuk mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.

Agus Jabo juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo ingin Indonesia sejajar dengan negara-negara maju. Salah satu cara mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya melalui pendidikan. Saat ini, masih terdapat sekitar 3 juta orang yang masuk dalam kategori miskin ekstrem dengan pengeluaran bulanan kurang dari Rp400 ribu.

Presiden menargetkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat setiap tahunnya agar dapat membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan pendidikan berkualitas. Sekolah ini tidak hanya akan berfokus pada pembelajaran akademik, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan di berbagai bidang.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Rakyat, para lulusan akan diberikan kesempatan untuk melanjutkan kuliah. Diharapkan, ketika kembali ke daerah asalnya, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Berbeda dengan sekolah vokasi, Sekolah Rakyat lebih diarahkan untuk menciptakan pemimpin masa depan yang memiliki wawasan luas serta kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah. Fasilitas yang disediakan meliputi asrama bagi siswa agar mereka dapat belajar dengan fokus dan terhindar dari tekanan ekonomi keluarga.

Agus Jabo menegaskan bahwa siswa yang akan diterima di Sekolah Rakyat adalah mereka yang berdomisili di sekitar lokasi sekolah. Hal ini bertujuan agar mereka tetap dekat dengan keluarga dan masih dapat dikunjungi oleh orang tua.

Dengan adanya Sekolah Rakyat, diharapkan generasi muda dari keluarga kurang mampu memiliki kesempatan lebih besar untuk mengubah nasib mereka. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pendidikan bagi masyarakat miskin agar siklus kemiskinan tidak terus berlanjut ke generasi berikutnya.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *