
Termapan – Sejak awal 2025, awak pesawat luar angkasa Shenzhou-19 yang sedang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Tiangong telah melakukan serangkaian eksperimen penting. Salah satu eksperimen yang dilakukan adalah uji coba terhadap robot inspeksi yang digunakan untuk memeriksa jalur pipa, seperti yang diinformasikan oleh Badan Antariksa Berawak China (CMSA).
Pada percobaan tersebut, robot ditempatkan di dalam jalur pipa yang disimulasikan. Setelah robot dihidupkan, tombol untuk memulai tugas inspeksi pun ditekan, dan robot mulai menjalankan misi. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, robot kembali ke pintu masuk jalur pipa, lalu diambil oleh para astronaut yang bertugas. Eksperimen ini dimaksudkan untuk memvalidasi beberapa teknologi utama, termasuk desain robot yang mampu beradaptasi dengan jalur pipa yang beragam dan kompleks. Selain itu, kontrol gerakan tubuh robot yang terkoordinasi pada berbagai tahap juga diuji dalam lingkungan jalur pipa yang penuh tantangan. Keberhasilan eksperimen ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi teknologi inspeksi jalur pipa otomatis di stasiun luar angkasa di masa depan.
Dalam rangka penelitian kedokteran luar angkasa, tim astronaut Shenzhou-19 juga melakukan serangkaian tes menggunakan peralatan elektroensefalografi (EEG). Melalui perangkat ini, sejumlah data penting dikumpulkan untuk membantu para ilmuwan di Bumi dalam memahami berbagai fenomena terkait penerbangan luar angkasa. Salah satu area yang diteliti adalah dampak gravitasi terhadap kemampuan manusia dalam memproses gerakan visual. Selain itu, eksperimen juga melibatkan pengujian pengaruh intervensi musik gelombang otak dalam mengatur fungsi kontrol penghambatan selama penerbangan luar angkasa yang memakan waktu lama.
Para astronaut menggunakan berbagai perangkat untuk mengumpulkan data mengenai tekanan plantar dan kinematika sendi. Beberapa eksperimen dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai latihan lari dan ketahanan tubuh dengan beban yang bervariasi. Dengan tujuan untuk mengungkap hubungan antara parameter gerak tubuh dan tekanan plantar, eksperimen ini menjadi bagian dari studi yang lebih besar tentang adaptasi manusia di luar angkasa.
Lebih lanjut, astronaut Shenzhou-19 juga mengenakan perangkat pelacak pergerakan serta monitor detak jantung untuk memantau kesehatan fisik mereka. Selain itu, mereka diminta untuk mengisi survei kualitas tidur setiap minggu. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mempelajari bagaimana lingkungan luar angkasa dapat memengaruhi ritme sirkadian tubuh manusia, terutama dalam kaitannya dengan pola tidur dan istirahat astronaut yang berada dalam gravitasi mikro.
Sebagai bagian dari pelatihan kesiapsiagaan, tim ini juga melaksanakan latihan darurat tekanan di seluruh sistem. Latihan ini mensimulasikan situasi jika terjadi kehilangan tekanan internal di stasiun luar angkasa. Pelatihan darurat semacam ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para astronaut dalam menangani keadaan darurat serta memperkuat koordinasi antara tim astronaut di luar angkasa dan tim peneliti di Bumi.
Pesawat luar angkasa Shenzhou-19 diluncurkan pada 30 Oktober tahun lalu dan mengirim tiga astronaut, yakni Cai Xuzhe, Song Lingdong, dan Wang Haoze, ke stasiun luar angkasa untuk menjalankan misi penting yang berlangsung selama enam bulan. Misi ini menjadi bagian dari upaya China untuk memperkuat kapasitas teknologinya dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan berbagai eksperimen yang dilakukan, para astronaut berharap dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi luar angkasa dan penelitian kedokteran, yang kelak akan berguna untuk misi-misi luar angkasa di masa depan.