Termapan – Kapal penelitian pemecah es milik China, Xuelong 2 atau yang dikenal sebagai Snow Dragon 2, menarik perhatian publik saat membuka geladaknya di Pelabuhan Lyttelton, Christchurch, Selandia Baru, pada Selasa (18/3). Dalam acara tersebut, sekitar 600 orang hadir, termasuk pejabat setempat serta masyarakat umum yang ingin melihat lebih dekat kapal ekspedisi yang sedang menjalankan misi penelitian ke Antartika.
Saat ini, Xuelong 2 sedang dalam pelayaran ekspedisi Antartika yang ke-41. Sebagai bagian dari perjalanannya, kapal tersebut menjadikan Christchurch sebagai lokasi pemberhentian kedua sebelum melanjutkan misinya ke wilayah kutub. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk menunjukkan kapal kepada publik, tetapi juga menjadi kesempatan bagi para ilmuwan dari China dan Selandia Baru untuk berbagi pengetahuan melalui seminar akademis yang diselenggarakan di atas kapal.
Dalam seminar tersebut, berbagai topik dibahas, termasuk penelitian di bidang biologi, kimia, serta geologi perairan kutub. Diskusi ilmiah ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap ekosistem Antartika serta fenomena alam yang terjadi di wilayah tersebut. Selain itu, kolaborasi antara peneliti dari kedua negara juga diharapkan dapat memperkaya wawasan serta memberikan kontribusi dalam upaya perlindungan lingkungan di kawasan kutub.
Selain menjadi ajang diskusi akademis, kunjungan Xuelong 2 ke Christchurch juga dimanfaatkan untuk melakukan pergantian personel dan mengisi kembali perbekalan yang diperlukan sebelum kapal melanjutkan perjalanan ke Laut Ross. Misi utama kapal ini di wilayah tersebut adalah melakukan survei terhadap kondisi samudra serta mengumpulkan data yang dapat digunakan dalam penelitian lebih lanjut.
Sebagai kapal riset pemecah es modern, Xuelong 2 dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem di perairan kutub. Dengan teknologi canggih yang dimilikinya, kapal ini memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan eksplorasi mendalam terhadap perubahan iklim, arus laut, serta keanekaragaman hayati yang ada di Antartika.
Kehadiran Xuelong 2 di Selandia Baru menegaskan komitmen China dalam bidang penelitian ilmiah di Antartika. Selain itu, kerja sama yang terjalin antara peneliti China dan Selandia Baru menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam memahami serta menjaga keseimbangan ekosistem global.
Setelah menyelesaikan semua persiapan di Christchurch, kapal ini dijadwalkan untuk kembali melanjutkan ekspedisinya ke wilayah Antartika. Para peneliti yang terlibat dalam perjalanan ini diharapkan dapat membawa kembali data-data penting yang akan digunakan dalam berbagai studi tentang perubahan lingkungan di kawasan kutub.
Dengan adanya ekspedisi seperti ini, penelitian terhadap Antartika terus berkembang, memberikan wawasan lebih luas tentang kondisi bumi, serta membantu dalam upaya mitigasi perubahan iklim.