Kementerian ESDM Perkuat Budaya Keselamatan dalam Industri Migas lewat Program MWT

Kementerian ESDM terus dorong keselamatan sektor migas

Termapan – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperkuat budaya keselamatan dalam sektor migas melalui program peninjauan lapangan secara menyeluruh atau management walkthrough (MWT). Program ini bertujuan untuk memastikan kegiatan usaha migas berjalan dengan aman, andal, dan ramah lingkungan, serta mencegah gangguan yang dapat memengaruhi produksi. Program ini juga merupakan kesempatan bagi pihak terkait untuk berdiskusi langsung mengenai tantangan yang dihadapi di lapangan, sekaligus memberikan motivasi kepada para pekerja untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam setiap aspek operasional.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad, menjelaskan bahwa aspek keselamatan dalam industri migas memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Oleh karena itu, keselamatan harus menjadi perhatian utama dalam setiap tahapan operasional migas. “Keselamatan bukan hanya mencakup perlindungan terhadap pekerja (occupational safety), tetapi juga meliputi keselamatan instalasi (process safety), keselamatan lingkungan (environmental protection), dan keselamatan publik (public safety),” tegas Noor dalam kegiatan MWT yang dilakukan di Lapangan BD Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dan Lapangan Pagerungan Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI) di Jawa Timur.

Kegiatan MWT ini mengunjungi dua lapangan migas yang memiliki tantangan besar terkait keselamatan dan operasional. Noor Arifin bersama dengan President Director Kangean Energy Indonesia (KEI), Didi Basuki, serta Senior Manager Engineering and Drilling HCML, Johnny Pasaribu, mengunjungi lokasi-lokasi yang memiliki potensi besar dalam mendukung pemenuhan energi nasional. Pada kesempatan tersebut, Noor Arifin memberikan apresiasi kepada KEI atas pengelolaan yang sangat baik terhadap Lapangan Pagerungan dan lapangan lainnya.

Noor juga menyampaikan bahwa penting untuk mempertahankan keseimbangan antara eksplorasi dan eksploitasi dalam industri migas untuk mencapai swasembada energi pada 2030. Pemerintah, melalui Kementerian ESDM, terus berusaha mendorong kenaikan lifting produksi migas untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Di saat yang sama, Noor menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam migas, agar dapat mengantisipasi penurunan produksi setelah puncak produksi tercapai. Menurutnya, perencanaan industri migas harus memastikan bahwa langkah-langkah eksplorasi dilanjutkan untuk mempertahankan kestabilan pasokan energi.

Sementara itu, Didi Basuki, Presiden Direktur Kangean Energy Indonesia, menyampaikan terima kasih kepada Noor Arifin atas perhatian dan dukungannya terhadap aspek keselamatan dalam operasional mereka. Didi menjelaskan bahwa produksi gas dari Lapangan Pagerungan dan Lapangan Terang Sirasun Batur (TSB) di KEI saat ini sangat penting untuk mendukung kebutuhan energi, khususnya di sektor listrik dan petrokimia di Jawa Timur. Lapangan Pagerungan, yang ditemukan pada 1985 dan mulai berproduksi pada 1994, tetap menjadi salah satu penghasil gas utama di kawasan tersebut.

Puncak produksi gas dari Lapangan Pagerungan tercatat antara 1998 hingga 2001 dengan laju produksi 350-450 MMSCFD. Meskipun saat ini laju produksinya telah berkurang, lapangan ini masih menjadi sumber gas yang sangat penting bagi sektor energi, baik untuk pembangkit listrik maupun untuk industri petrokimia.

Di sisi lain, Johnny Pasaribu, Senior Manager Engineering and Drilling HCML, berharap agar pemerintah terus memberikan dukungan terkait pengawasan keselamatan dalam kegiatan usaha migas. HCML, yang mengelola beberapa lapangan utama, termasuk lapangan BD yang mengandung H2S dan kondensat, juga menghadapi tantangan dalam hal pengolahan yang kompleks. Lapangan BD saat ini memiliki kapasitas produksi 110 MMSCFD, dengan 100 MMSCFD di antaranya merupakan gas jual dan sekitar 6.000-6.500 barel kondensat per hari. HCML menjadi salah satu penyumbang utama pasokan gas di Jawa Timur, dengan kontribusi sekitar 30 persen dari total kebutuhan gas di wilayah tersebut.

Dengan adanya program management walkthrough ini, Kementerian ESDM berharap seluruh pemangku kepentingan dalam industri migas dapat lebih memperhatikan keselamatan di lapangan dan memastikan operasional yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga aman dan ramah lingkungan. Pemerintah berharap, melalui pendekatan ini, standar keselamatan dan kualitas operasional dapat terus ditingkatkan demi mendukung ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan MWT ini juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan migas, dan pekerja dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan. Melalui pemantauan dan evaluasi secara langsung di lapangan, diharapkan dapat ditemukan solusi untuk berbagai tantangan yang ada, serta mendorong peningkatan kinerja di sektor migas Indonesia.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *