Kerugian Akibat Banjir di Malaysia Meningkat pada 2024, Mencapai 933,4 Juta Ringgit

Kerugian Akibat Banjir di Malaysia Meningkat

Termapan – Malaysia mencatatkan peningkatan signifikan dalam kerugian akibat banjir pada 2024, dengan total nilai mencapai 933,4 juta ringgit. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan kerugian yang dilaporkan pada 2023, yang sebesar 755,4 juta ringgit. Data ini disampaikan oleh Departemen Statistik Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Rabu (19/3). Lembaga tersebut menyebutkan bahwa kerugian yang terjadi setara dengan 0,05 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nominal tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,04 persen.

Kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir ini mencakup berbagai sektor, termasuk perumahan, kendaraan, tempat usaha, serta lingkungan industri. Dari seluruh kategori yang terdampak, sektor tempat tinggal mengalami kerugian paling besar. Pada 2023, nilai kerusakan di sektor ini mencapai 168,3 juta ringgit, tetapi jumlah tersebut melonjak drastis pada 2024 menjadi 372,2 juta ringgit.

Selain itu, aset serta infrastruktur publik juga mengalami dampak yang cukup besar. Kerusakan pada sektor ini mencapai 303,4 juta ringgit, meskipun jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 380,7 juta ringgit. Sementara itu, sektor pertanian mengalami peningkatan kerugian yang cukup signifikan. Jika pada 2023 kerugian yang tercatat sebesar 120,6 juta ringgit, maka pada 2024 jumlahnya naik menjadi 185,2 juta ringgit.

Kerugian di sektor tempat usaha juga mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan. Pada 2023, jumlah kerugian yang tercatat mencapai 53,2 juta ringgit, sementara pada 2024 jumlahnya meningkat menjadi 54,1 juta ringgit.

Di sisi lain, sektor kendaraan justru mengalami penurunan kerugian akibat banjir. Jika pada 2023 kerusakan kendaraan tercatat sebesar 22,3 juta ringgit, maka pada 2024 jumlahnya menurun menjadi 17,3 juta ringgit. Penurunan ini menunjukkan adanya kemungkinan perbaikan dalam langkah-langkah pencegahan kerusakan kendaraan akibat banjir.

Sementara itu, sektor manufaktur menjadi sektor dengan dampak paling rendah. Pada 2023, kerugian yang tercatat mencapai 10,3 juta ringgit, tetapi pada 2024 jumlahnya turun drastis menjadi hanya 1,2 juta ringgit. Penurunan ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur semakin mampu beradaptasi terhadap bencana banjir, baik melalui infrastruktur yang lebih baik maupun langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif.

Departemen Statistik Malaysia menekankan bahwa ke depannya, beberapa langkah penting perlu dilakukan untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang. Dalam pernyataan resminya, lembaga tersebut menyebutkan bahwa penguatan infrastruktur yang adaptif, peningkatan sistem pertahanan banjir, serta optimalisasi alokasi sumber daya menjadi faktor kunci dalam menjaga ketahanan serta stabilitas ekonomi jangka panjang.

Dengan meningkatnya kerugian akibat banjir dari tahun ke tahun, perhatian terhadap langkah-langkah mitigasi dan pencegahan semakin mendesak. Pemerintah Malaysia dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama dalam menciptakan kebijakan yang lebih efektif guna mengurangi dampak bencana alam ini terhadap masyarakat dan ekonomi negara.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *