
Termapan – Operasi pencarian dan pertolongan terhadap empat korban Kapal LCT SJP 168 A yang tenggelam di perairan Pulau Batan Dua, Kota Ternate, resmi dihentikan setelah berlangsung selama tujuh hari. Keputusan ini disampaikan oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate, Iwan Ramdani, pada Jumat (22/3).
Dalam keterangannya, Iwan menjelaskan bahwa upaya pencarian telah dilakukan sejak hari pertama insiden tersebut hingga hari ketujuh. Meskipun berbagai metode pencarian telah diterapkan, keempat korban masih belum ditemukan. Oleh karena itu, sesuai dengan prosedur pencarian dan pertolongan, operasi SAR dinyatakan selesai.
Basarnas bersama sejumlah unsur terkait telah berusaha secara maksimal untuk menemukan korban. Area pencarian pun telah diperluas, mencakup perairan Batan Dua hingga perairan Halmahera Selatan. Namun, hingga hari terakhir operasi, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.
Sebagai langkah antisipasi, informasi mengenai kejadian ini telah disebarluaskan kepada berbagai instansi terkait, serta kepada kapal-kapal yang melintas di sekitar lokasi kejadian. Jika di kemudian hari ada laporan penemuan korban atau tanda-tanda keberadaan mereka, Basarnas siap untuk kembali membuka operasi pencarian.
Sementara itu, muncul laporan mengenai penemuan bangkai kapal di perairan Desa Bokimiake, Halmahera Selatan. Untuk memastikan apakah bangkai kapal tersebut merupakan Kapal LCT SJP 168 A, Basarnas masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait.
Iwan menyebutkan bahwa jika bangkai kapal tersebut dipastikan sebagai LCT SJP 168 A, maka operasi SAR kemungkinan akan dibuka kembali, dengan fokus utama melakukan penyelaman ke dalam kapal guna mencari keberadaan korban yang masih hilang.
Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pencarian ini adalah kondisi cuaca yang kerap berubah-ubah. Cuaca ekstrem yang terjadi di sekitar perairan lokasi kejadian turut menghambat upaya pencarian selama beberapa hari terakhir.
Dalam operasi pencarian ini, berbagai unsur telah terlibat, termasuk Kantor SAR Ternate, Polairud Polda Maluku Utara, Denbekang XV/2. A Ternate, Lanal Ternate, KSOP Bitung, KN Pasatimpo, KSOP Ternate, Kantor Kesehatan Pelabuhan Ternate, serta sejumlah organisasi masyarakat dan relawan seperti Orari, RAPI, dan nelayan setempat. Selain itu, pemerintah daerah, baik dari Kelurahan Tifure, Desa Lelei, maupun Desa Busa, turut memberikan dukungan dalam operasi pencarian ini.
Sebelumnya, insiden tenggelamnya Kapal LCT SJP 168 A mengakibatkan delapan kru kapal terjebak dalam kecelakaan laut tersebut. Dari delapan orang yang berada di kapal, empat orang berhasil selamat, yakni Philips J.M Nasarany yang bertugas sebagai nakhoda, Rahmat sebagai masinis, serta Hamdani dan Irwandi yang bekerja sebagai juru mudi.
Sementara itu, empat kru lainnya masih dinyatakan hilang, yaitu Muh Mufly yang bertugas sebagai Mualim I, Baharuddin Zamani sebagai KKM (Kepala Kamar Mesin), Zuber yang bekerja sebagai juru minyak, dan M. Sapri Pammu yang bertugas sebagai juru masak.
Dengan ditutupnya operasi SAR ini, keluarga korban yang masih hilang diimbau untuk tetap berkomunikasi dengan pihak berwenang. Jika ada informasi baru mengenai keberadaan korban, Basarnas akan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan pencarian.
Kejadian ini kembali menjadi pengingat bagi para pelaut dan operator kapal untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan dalam pelayaran. Pengecekan kondisi kapal, persiapan menghadapi cuaca ekstrem, serta ketersediaan alat keselamatan harus selalu menjadi prioritas agar insiden serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.