
Termapan – Japan Airlines (JAL) menghadapi gangguan serius pada Kamis (26/12) akibat serangan siber yang menyerang sistem jaringan maskapai tersebut. Insiden ini menyebabkan penundaan hingga satu jam pada 14 penerbangan domestik serta memengaruhi sejumlah layanan penerbangan internasional. Serangan siber yang terjadi pagi hari itu mengakibatkan gangguan pada penjualan tiket dan proses operasional lainnya, meskipun keselamatan penerbangan dipastikan tetap terjaga.
Serangan tersebut dimulai sekitar pukul 7.25 pagi waktu setempat (2225 GMT Rabu). Akibatnya, JAL terpaksa menghentikan sementara penjualan tiket untuk penerbangan domestik dan internasional pada hari itu. Namun, maskapai memastikan bahwa tiket yang telah dibeli sebelumnya masih dapat digunakan sesuai jadwal.
Untuk mencegah dampak lebih luas, pihak JAL segera menonaktifkan sementara router yang menjadi target peretasan. Saat ini, tim teknis maskapai sedang bekerja intensif untuk melacak dan mengidentifikasi sumber serangan. “Keselamatan penerbangan tidak terpengaruh oleh serangan ini,” tegas perwakilan JAL dalam pernyataannya. Meski demikian, beberapa layanan penting seperti check-in bagasi dan proses boarding sempat terganggu akibat insiden tersebut.
Serangan ini tidak hanya menunda jadwal penerbangan, tetapi juga memberikan tantangan besar pada sistem teknologi maskapai. Selain itu, para penumpang yang terpengaruh penundaan penerbangan dilaporkan harus menghadapi ketidaknyamanan tambahan, seperti antrean panjang di loket pelayanan. Maskapai menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang, sembari menjamin upaya maksimal untuk memulihkan operasional.
Seiring dengan upaya pemulihan internal, Departemen Kepolisian Metropolitan Jepang turut dilibatkan dalam penyelidikan untuk mengungkap pelaku di balik serangan ini. Berdasarkan informasi dari pihak yang mengetahui masalah tersebut, investigasi awal menyoroti kemungkinan bahwa serangan ini merupakan bagian dari upaya terorganisir untuk mengganggu sistem penerbangan sipil. Namun, hingga kini, otoritas terkait belum merilis pernyataan resmi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Serangan siber pada sektor penerbangan bukanlah hal baru. Sebagai salah satu industri yang sangat bergantung pada teknologi, maskapai penerbangan sering kali menjadi target empuk bagi peretas yang ingin mengacaukan sistem atau mencuri data sensitif. Oleh karena itu, insiden seperti yang menimpa Japan Airlines menjadi pengingat penting akan kebutuhan untuk terus memperkuat sistem keamanan siber di sektor ini.
Japan Airlines, sebagai salah satu maskapai terkemuka di Jepang, telah lama dikenal dengan layanan yang andal dan sistem operasional yang efisien. Namun, insiden ini menunjukkan bahwa ancaman siber tetap menjadi tantangan signifikan yang harus dihadapi oleh perusahaan di era digital. Ke depan, JAL kemungkinan besar akan meningkatkan langkah-langkah keamanan siber untuk mencegah terulangnya serangan serupa di masa depan.
Meski demikian, serangan siber ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan otoritas keamanan untuk melindungi infrastruktur penting seperti sektor penerbangan dari serangan dunia maya. Upaya semacam ini tidak hanya akan meningkatkan keamanan, tetapi juga meminimalkan risiko gangguan terhadap layanan publik yang vital.
Dengan berlangsungnya penyelidikan, Japan Airlines menyatakan komitmennya untuk memperbaiki sistem dan memastikan operasional berjalan normal kembali. Para penumpang yang terdampak insiden ini diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari maskapai terkait jadwal penerbangan mereka. Sementara itu, seluruh perhatian kini tertuju pada penyelidikan yang sedang berlangsung untuk mengungkap pelaku di balik serangan yang memengaruhi salah satu maskapai terbesar di Jepang ini.