Serangan Udara Israel di Gaza Utara Tewaskan Sedikitnya 16 Warga Palestina

Serangan Udara Israel di Gaza Utara

Termapan – Pada malam Rabu (19/3), serangan udara yang dilancarkan oleh Israel menghantam sebuah kerumunan pelayat di Jalur Gaza utara, yang mengakibatkan sedikitnya 16 warga Palestina tewas dan lebih dari 30 orang lainnya terluka. Kejadian tersebut terjadi di daerah Salatin di Beit Lahia, di mana sebuah acara untuk mengenang para korban serangan Israel sebelumnya tengah berlangsung. Meskipun serangan ini menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak, militer Israel belum memberikan komentar resmi mengenai insiden tersebut.

Serangan tersebut terjadi di tengah operasi militer yang terus berlangsung oleh Israel di Gaza, yang menurut pejabat-pejabat mereka bertujuan untuk menyerang militan Hamas. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 430 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak Selasa (18/3), ketika serangan-serangan udara Israel dimulai lagi, mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama beberapa pekan sejak 19 Januari. Di antara korban-korban tersebut, lebih dari 170 anak-anak dan 80 perempuan tercatat turut menjadi korban.

Militer Israel mengklaim bahwa tujuan dari operasi ini adalah untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas. Mereka menegaskan bahwa operasi tersebut akan terus dilanjutkan hingga sasaran-sasaran strategis yang mereka tetapkan tercapai. Meskipun demikian, serangan tersebut memperburuk keadaan kemanusiaan di Gaza, dengan laporan yang menyebutkan bahwa rumah sakit di wilayah tersebut mulai kewalahan dalam menangani jumlah korban luka yang terus berdatangan. Unit-unit layanan darurat pun mengalami kesulitan dalam memberikan pertolongan kepada mereka yang terluka.

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa serangan udara dalam dua hari terakhir hanyalah merupakan langkah awal dari sebuah operasi yang lebih besar. Dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya, Katz memperingatkan bahwa apa yang akan terjadi berikutnya akan jauh lebih parah. Dia menegaskan bahwa Israel akan terus mengejar dua tujuan utama, yaitu pembebasan para sandera dan penghancuran Hamas. Dia juga memperingatkan bahwa alternatifnya akan membawa kehancuran dan kerusakan total.

Sementara itu, kantor media yang dikelola oleh Hamas mengungkapkan bahwa 2 juta penduduk Gaza kini menghadapi kondisi yang sangat kritis. Mereka menghadapi “kerawanan pangan total” dan sebuah “bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” yang disebabkan oleh blokade Israel serta penutupan perlintasan perbatasan. Menurut laporan tersebut, puluhan toko roti telah tutup, sehingga pasokan roti menjadi sangat terbatas. Hamas juga menuduh Israel telah merampas “kebutuhan hidup yang paling mendasar” dari Gaza, termasuk pangan yang sangat dibutuhkan oleh warga.

Hamas kemudian mendesak agar perlintasan segera dibuka kembali. Mereka mengingatkan bahwa penutupan yang terus berlangsung ini berisiko memicu kelaparan di kalangan ratusan ribu orang di Gaza. Ketegangan yang semakin meningkat ini semakin memperburuk situasi di wilayah yang sudah lama terjebak dalam konflik berkepanjangan ini.

Serangan-serangan udara Israel di Gaza, yang dilancarkan di tengah-tengah operasional militer yang terus berlangsung, semakin mempersulit upaya-upaya perdamaian. Dengan banyaknya korban jiwa dan luka, serta ketegangan yang terus meningkat, banyak pihak yang memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza akan semakin buruk jika tidak segera ada langkah-langkah konkret untuk mengurangi eskalasi konflik dan memberikan bantuan yang diperlukan oleh mereka yang terdampak.

Pemerintah Israel dan kelompok-kelompok internasional terus memperdebatkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menghentikan kekerasan, namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda segera tercapainya gencatan senjata atau resolusi yang bisa mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *