
Termapan – Beberapa universitas besar di Amerika Serikat memberikan imbauan kepada mahasiswa asing untuk segera kembali ke AS sebelum pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025. Universitas-universitas tersebut, seperti New York University (NYU), Cornell University, dan University of Southern California (USC), memiliki jumlah mahasiswa internasional yang cukup besar. Mereka menyarankan mahasiswa yang sedang berada di luar negeri, terutama yang pulang untuk liburan musim dingin, untuk kembali lebih cepat guna menghindari potensi pembatasan perjalanan yang bisa diberlakukan oleh Trump setelah dilantik kembali sebagai presiden.
Imbauan ini disampaikan karena adanya kekhawatiran bahwa Trump, seperti pada masa jabatannya sebelumnya, dapat memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat atau bahkan larangan visa untuk sejumlah negara tertentu. Ketika Trump menjabat sebagai presiden pada periode 2017–2021, ia sempat membatasi warga negara dari beberapa negara mayoritas Muslim, seperti Iran, Libya, dan Somalia, untuk memasuki AS. Pembatasan ini berdampak besar pada mahasiswa internasional, dengan banyak dari mereka yang terjebak di luar AS karena kesulitan dalam memperoleh visa atau izin masuk.
Kampus-kampus tersebut menyarankan mahasiswa asing untuk kembali ke AS sebelum semester baru dimulai pada 21 Januari 2025. Bagi mereka yang sudah berada di luar AS, universitas seperti Cornell bahkan meminta agar mahasiswa berkonsultasi dengan penasihat mereka mengenai rencana perjalanan dan mempertimbangkan kemungkinan adanya penundaan. Hal ini karena beberapa negara yang sebelumnya terkena pembatasan visa pada masa jabatan Trump dapat kembali dimasukkan dalam daftar negara yang dibatasi. Negara-negara seperti Kyrgyzstan, Nigeria, Iran, dan Suriah, yang sebelumnya dilarang memasuki AS, kemungkinan besar akan terpengaruh kembali oleh kebijakan serupa, kata pihak kampus.
Bahkan, beberapa universitas memperkirakan bahwa negara-negara lain seperti China atau India bisa saja masuk dalam daftar negara yang dikenakan pembatasan perjalanan, mengingat kedekatan hubungan diplomatik antara AS dan kedua negara tersebut. Kampus-kampus ini juga mengingatkan mahasiswa bahwa tindakan Trump terkait pembatasan visa dapat segera diberlakukan begitu dia dilantik, yang bisa mengakibatkan gangguan besar terhadap pendidikan mereka.
Pada masa jabatannya yang pertama, Trump sempat menciptakan kebijakan yang sangat kontroversial terkait imigrasi dan perjalanan internasional. Kebijakan tersebut tidak hanya berdampak pada warga negara yang berasal dari negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tetapi juga menghambat ribuan mahasiswa asing yang terpaksa terdampar di luar AS atau kehilangan kesempatan untuk kembali ke kampus mereka. Sementara itu, Presiden Joe Biden, yang dilantik pada 2021, mencabut kebijakan-kebijakan tersebut, namun ada ketakutan bahwa Trump akan mengembalikannya setelah terpilih kembali.
Mengutip data dari Open Doors, proyek yang didanai sebagian oleh Departemen Luar Negeri AS, sekitar 1,1 juta mahasiswa internasional terdaftar di universitas-universitas AS pada tahun ajaran 2023-2024. Mayoritas dari mahasiswa internasional tersebut berasal dari India, China, dan Korea Selatan, dengan jumlah mahasiswa dari India dan China mencapai lebih dari setengah dari total mahasiswa internasional di AS. Oleh karena itu, potensi pembatasan terhadap negara-negara ini bisa berdampak signifikan terhadap kehidupan akademik dan sosial mahasiswa internasional.
Dengan adanya imbauan ini, universitas-universitas di AS berusaha memberikan panduan yang jelas bagi mahasiswa internasional agar mereka dapat mengatur rencana perjalanan mereka sebaik mungkin. Mereka juga berharap agar mahasiswa dapat tetap melanjutkan studi mereka tanpa hambatan, meskipun adanya ketidakpastian yang melingkupi kebijakan imigrasi dan perjalanan di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
Bagi mahasiswa internasional, mengingat kemungkinan kebijakan yang akan diberlakukan di masa depan, penting bagi mereka untuk mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti setiap perkembangan yang terkait dengan aturan perjalanan atau pembatasan visa.